Pendampingan Pindah Tanam Padi Sawah Varietas Inpari 30 dan Pengamatan OPT
Sigi, Sulteng - Balai Penerapan Standardisasi Instrumen Pertanian (BPSIP) Sulawesi Tengah melakukan pendampingan teknis pindah tanam padi sawah varietas Inpari 30 serta pengamatan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) di beberapa lokasi petani di Kabupaten Sigi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi benih padi kelas SS sebanyak 5,6 ton untuk distribusi di wilayah Sulawesi Tengah.
Pendampingan teknis pindah tanam padi sawah varietas Inpari 30 dilakukan oleh tim BPSIP Sulawesi Tengah di kelompok tani Cahaya Baru, yang berlokasi di Desa Bahagia, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi. Proses pindah tanam padi sawah dimulai dengan memilih bibit yang berkualitas. Bibit padi dipindahkan ke lahan sawah ketika berumur 7 hari setelah proses semai (HSS). Setelah pindah tanam, tim BPSIP akan terus memberikan pendampingan dan pemupukan pada 7-14 hari setelah tanam (HST) untuk memastikan pertumbuhan tanaman optimal dan mengurangi risiko serangan hama dan penyakit.
Selain pendampingan pindah tanam, tim BPSIP Sulawesi Tengah juga melakukan pengamatan terhadap Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) di beberapa lokasi petani. Pengamatan OPT dilakukan di lahan petani Sutriyono (kelompok tani Cahaya Baru), Haryono (kelompok tani Cahaya Baru), Sudirman (kelompok tani Bina Kasih), dan Pak Suprojo (kelompok tani Cahaya Baru). Pengamatan OPT dilakukan secara rutin mulai dari fase veegetatif, generatif hingga masa panen dan pasca panen.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan produksi benih padi kelas SS yang dilakukan oleh Tim BPSIP Sulawesi Tengah. Tahap produksi benih dimulai dari pemilihan varietas, pendampingan dalam proses persemaian, pindah tanam, pemeliharaan, hingga akhirnya dilakukan panen dan pascapanen. Benih padi yang dihasilkan akan menjalani proses sertifikasi untuk memastikan kualitas dan kemurnian benih sebelum disebarluaskan di wilayah Sulawesi Tengah.
Dengan dilaksanakannya pendampingan teknis pindah tanam padi sawah varietas Inpari 30 dan pengamatan OPT secara berkala, diharapkan hasil panen yang lebih baik dan peningkatan produksi benih berkualitas untuk mendukung ketahanan pangan di wilayah Sulawesi Tengah.