Monitoring Perkembangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Donggala, 19 Oktober 2024. Tim dari Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Sulawesi Tengah kembali melakukan monitoring kegiatan produksi benih jagung komposit 12 ton SS yang dilakukan di Desa labuan Toposo Kecamatan Labuan Kab. Donggala. Kali ini tim bertujuan melakukan monitoring perkembangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang merupakan tindak lanjut monitoring sebelumnya dan mengevaluasi tindakan pengendalian yang telah dilakukan. Tanaman saat ini telah memasuki umur 83 hari setelah tanam, Dimana pada fase ini tanaman memasuki fase pengisian biji atau biasa disebut grain filling stage . Dari hasil monitoring tim BPSIP Sulawesi Tengah, tanaman jagung masuk ke fase di mana biji-biji pada tongkol mulai berkembang dan terisi penuh, dan mulai fase pengisian pati biji. Fase ini akan berlangsung hingga tanaman siap panen. Pada fase ini pula jagung masih memerlukan perawatan yang baik dalam fase ini, seperti menjaga ketersediaan air dan nutrisi, sangat penting untuk mendukung perkembangan biji dan hasil panen yang maksimal. Untuk serangan OPT masih ditemukan gejala penyakit busuk batang. Penyakit busuk batang disebabkan oleh cendawan dan juga bakteri, untuk itu masih diperlukan pengendalian yaitu sanitasi lahan agar lingkungan pertanaman tidak dalam kondisi lembab, serta dengan menggunakan pengendalian kimiawi. Sedangkan untuk serangan hama ulat grayak (Spodoptera sp) yang pada monitoring sebelumnya ditemukan, kini sudah tidak ditemukan. Tim BPSIP Sulawesi Tengah terus melakukan monitoring pengamatan OPT untuk memastikan dan melakukan pengamanan produksi benih jagung.