Menyelamatkan Kekayaan Genetik Tanaman Lokal di Sulawesi Tengah melalui Eksplorasi Plasma Nutfah
Sigi, Sulteng - Balai Penerapan Standar Instruman Pertanian (BSIP) Sulawesi Tengah aktif terlibat dalam upaya pelestarian plasma nutfah tanaman kacang tanah varietas Nulion Putih asal Kabupaten Banggai Kepulauan, serta tanaman padi ladang lokal aksesi Banja, Cangkore, Tingkaloko Sovu, dan Tingkaloko Cinta asal Kabupaten Donggala. Kegiatan ini dilakukan melalui penanaman di lokasi lahan display BSIP Sulawesi Tengah yang merupakan salah satu bagian dari kegiatan Diseminasi Standar Instrumen Pertanian.
Kegiatan penanaman yang baru-baru ini dilaksanakan dihadiri oleh sejumlah pejabat BSIP Sulawesi Tengah, termasuk Kepala BSIP, Kasubag TU, Sub Koordinator KSPP, Sub Koordinator Program dan Evaluasi (PE), serta karyawan dan karyawati BSIP Sulawesi Tengah.
Kepala BSIP Sulawesi Tengah, dalam sambutannya, mengungkapkan harapannya terhadap kegiatan eksplorasi melalui penanaman plasma nutfah ini "Dengan melakukan penanaman plasma nutfah kacang tanah dan padi ladang lokal dengan penerapan Good Agricultural Practice (GAP), kita berupaya mempertahankan sumber genetik dan keragaman genetik tanaman, yang merupakan kunci keberlanjutan sistem pertanian kita," ungkapnya.
Penanaman plasma nutfah ini dengan standar penerapan GAP menjadi langkah krusial dalam memastikan keberlanjutan varietas lokal yang memiliki adaptasi baik terhadap kondisi lingkungan setempat. Varietas seperti Nulion Putih dan aksesi Banja, Cangkore, Tingkaloko Sovu, dan Tingkaloko Cinta memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan dan keberagaman hayati di Sulawesi Tengah.
Dalam konteks filosofi kehidupan, kegiatan ini mencerminkan semangat untuk melestarikan kehidupan dan keseimbangan ekosistem. "Seperti tanaman yang membutuhkan keragaman genetik untuk bertahan dan berkembang, demikian pula kehidupan manusia yang memerlukan keragaman dan keberlanjutan untuk menghadapi tantangan yang ada," ujarnya.
Upaya pelestarian plasma nutfah tidak hanya melibatkan instansi pemerintah, tetapi juga perlu melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga warisan genetik yang berharga. Dengan langkah-langkah seperti ini, diharapkan Sulawesi Tengah dapat terus menjadi garda terdepan dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mendukung ketahanan pangan regional.
Semoga kegiatan pelestarian plasma nutfah ini menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain dalam menjaga kekayaan genetik tanaman lokal demi masa depan yang berkelanjutan. (Rs)