Menghadirkan Harapan Melalui Pengamatan Hama Dan Penyakit Tanaman Padi
Sigi, Sulteng - Jumat pagi (22/9/2023), dengan cuaca yang cerah, Tim BSIP Sulawesi Tengah (Hamka Biolan, Risna, Masyitah Muharni dan Eduard Baso) menuju Desa Bahagia. Desa yang terletak dipegunungan bagian Selatan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah ini merupakan salah satu sentra pertanian di kabupaten Sigi. Salah satu komoditas utama yang menjadi andalan adalah padi. Namun, tantangan dalam produksi padi tidak selalu berjalan mulus, terutama ketika hama dan penyakit tanaman menghampiri. Di desa Bahagia, Tim BPSIP dan sejumlah petani kooperator melakukan kegiatan pengamatan dan pemantauan hama dan penyakit tanaman padi pada produksi benih padi. Kegiatan ini dilakukan di empat lokasi yang berbeda, dan hasilnya mengungkapkan adanya serangan penyakit tungro yang cukup mengkhawatirkan.
Dalam pengamatan, Tim BPSIP Bersama petani kooperator menemukan bahwa penyakit tungro adalah ancaman serius bagi tanaman padi di desa Bahagia. Tungro adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan penurunan hasil panen yang signifikan. Hal ini tentu menjadi kabar yang tidak diharapkan, terutama mengingat pentingnya padi sebagai sumber utama pangan di Indonesia.
Meskipun hasil pengamatan ini mungkin membawa keprihatinan awal bagi petani kooperator yang terlibat dalam kegiatan ini, namun Tim BSIP telah bergerak cepat untuk memberikan informasi dan bimbingan kepada petani tentang cara mengendalikan penyakit tungro ini. Komunikasi yang efektif adalah kunci untuk membantu para petani mengatasi tantangan ini, dan ini adalah salah satu aspek yang ditekankan dalam upaya ini.
Pengendalian penyakit tungro pada tanaman padi memerlukan pendekatan yang holistik dan terkoordinasi. Salah satu langkah pertama adalah menurunkan populasi hama vektor di lapangan dengan metode pengendalian yang tepat dan terus menjaga tanaman tetap tumbuh dengan baik dengan memberikan kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman padi segera pulih.
Selain itu, petani juga diberikan arahan tentang praktik pertanian yang lebih baik, seperti pengelolaan tanah yang lebih baik, penggunaan pupuk yang tepat, dan penggunaan pestisida yang aman. Semua ini adalah langkah-langkah yang dapat membantu meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman padi terhadap penyakit.
Para petani juga diajarkan untuk mengenali tanda-tanda awal penyakit tungro pada tanaman padi. Dengan pemahaman ini, mereka dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif, seperti pemusnahan tanaman yang terinfeksi dan pengendalian populasi vektor penyakit.
Tantangan dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman padi tidak selalu mudah, tetapi dengan kerja sama dan komitmen yang kuat, para petani di desa Bahagia sedang berusaha untuk mengatasi masalah ini. Kegiatan pengamatan hama dan penyakit ini bukan hanya tentang mengidentifikasi masalah, tetapi juga tentang memberikan harapan kepada para petani untuk masa depan yang lebih cerah.
Dengan panduan dan dukungan yang tepat, serta pengetahuan yang terus berkembang, para petani di desa Bahagia dapat menghadapi tantangan ini dengan percaya diri. Mereka adalah pahlawan pertanian kita yang bekerja keras demi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan pangan Indonesia. Semoga upaya mereka dalam mengatasi hama dan penyakit tanaman padi dapat menghasilkan hasil panen yang lebih baik dan memberikan inspirasi bagi petani lainnya di seluruh negeri. (Rs)