BSIP Sulawesi Tengah hadiri Panen Perdana Jagung Nasa 29
Sigi, Sulteng- Fungsional BSIP Sulawesi Tengah pada 3 Januari 2023 menghadiri panen perdana yang diadakan oleh Kelompoktani Maju Bersama Desa Bobo, Kec. Dolo Barat. Hadir pula pada kegiatan tersebut Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sulawesi Tengah, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kab. Sigi Bersama Kabid Tanaman Pangan dan Kasie Perbenihan Tanaman Pangan, Kepala Desa, Kepala BPP dan Penyuluh WK Dolo Barat, dan anggota kelompokatani Maju Bersama.
Kepala Desa Bobo (Arifin), mengungkapkan bahwa dana desa turun 32 %, sehingga perlu meningkatkan PAD dengan mengoptimalkan sector pertanian terutama peningkatan produksi padi dan jagung. Selanjutnya Kepala BPP Mantikole (Muhammad Arsyad, S.ST), menyampaikan untuk mendukung program pemerintah kedepan petani terus meningkatkan semangat dan etos kerja. Beliau juga berharap agar petani dapat meningkatkan Indeks Pertanaman dari 200 menjadi 400.
Koordinator Penyuluh BSIP Sulawesi Tengah (Ir. Yakob Bunga), menyampaikan bahwa saat ini BPTP Sulawesi Tengah bertransformasi menjadi Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), dimana kedepan BSIP akan menyelenggarakan koordinasi, perumusan, penerapan, dan pemeliharaan, serta harmonisasi standar instrumen pertanian. Instrumen Pertanian yang dimaksud dalam ruang lingkup hulu-hilir seperti benih/bibit, pupuk, pestisida, lahan/tanah, air, mutu produk, kelembagaan dan lain-lain, termasuk standard personal, produk, sistem, proses, dan jasa.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Rahmad Iqbal Nurkhalish, SP., MP), mengapresiasi atas pendampingan BSIP yang telah dilakukan di Kab. Sigi. Kegiatan ini dijadikan motivasi untuk mengembangkan usahatani. Konsep yang harus diterapkan petani adalah agribisnis dimana dalam berusahatani petani menjalankan bisnis pertanian, sehingga tetap berkelanjutan. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah dijadikan stimulan untuk terus mengembangkan usahataninya. Lebih lanjut beliau menyampaikan 3 hal yang harus menjadi perhatian adalah: 1). Penguatan kelompok peternakan, 2). Meningkatkan Sinergi Kelompoktani dan kelompok peternakan, 3). Menumbuhkan Kerjasama Bumdes ( peran dalam mengelolah produk pertanian dan peternakan). Diakhir sambutannya beliau berpesan untuk meningkan sinergitas dan kolabaroasi serta menjaga kekompakan menuju Kabu. Sigi yang lebuh baik.
Kepala bidang Produksi Perkebunan Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sulawesi Tengah (Dr. Ir. Sempra, M.Si), kedepan ditingkatkan sinergi dan kolaborasi petani dan peternakan melalui integrated farming. Petani dapat mengusahakan lebih dari 1 komoditas dalam 1 kawasan seperti kelapa dan dibwah tegakan ada jagung serta disekitarnya dipelihara ternak.
Fungsional BSIP Sulawesi Tengah (Muh. Afif Juradi, SP., MP) menjelaskan Keunggulan jagung hibrida tongkol ganda NASA 29 ini adalah stay green, yaitu warna batang dan daun di atas tongkol masih hijau saat biji sudah masak/waktu untuk panen sehingga dapat dimanfaatkan untuk pakan. Peningkatan hasil > 35% dari jagung hibrida tongkol dua dan rendemennya tinggi serta janggel yang keras. NASA 29 memiliki umur panen 100 hst dengan warna biji kuning-oranye. Potensi hasil yang tinggi mencapai 13,5 t/ha. Selain potensi hasil yang tinggi, jagung ini memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai, karat, dan hawar.
Semoga dengan adanya sinergitas, kolaborasi dan kekompakan dari semua stakeholder dalam membangun pertanian di kab. Sigi dapat mewujudkan pertanian berdaya saing berbasis agiribisnis menuju swasembada pangan berkelanjutan. Jayalah Pertanian Indonesia