BSIP Sulteng Survey PAT Dan Kebutuhan Pompanisasi di Kabupaten Donggala
Donggala, Sulteng - Program Kementerian Pertanian dalam upaya percepatan tanam terus digalakkan dan dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Pada hari Senin, 12 Maret 2024, Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Sulawesi Tengah Dr Femmi Nor Fahmi, S. Pi, M.Si mendampingi Penanggung Jawab Lapangan Provinsi Sulawesi Tengah untuk Optimasi Lahan dan Pompanisasi Tahun 2024 yaitu Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen (BBPSI) Veteriner Dr. Ir. Fery Fahrudin Munier, M.Sc., IPU., ASEAN Eng serta Fungsional Penyuluh BPSIP Sulawesi Tengah Dr. Herawati, S.P, M.Si melakukan survei di Kabupaten Donggala. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan Kepala Dinas, Kepala Bidang Tanaman Pangan, Koordinator Penyuluh Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Donggala, serta penyuluh-penyuluh BPP Simou.
Survei diawali dengan mengunjungi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Simou Kecamatan Labuan, kemudian dilanjutkan ke lahan di Desa Labuan Panimba dan Labuan Induk. Kepala BBPSI Veteriner sekaligus PJ Provinsi Sulawesi Tengah menyampaikan bahwa untuk pemenuhan pangan khususnya padi telah dilakukan upaya Pertambahan Areal Tanam (PAT) dan pompanisasi. Diperoleh hasil dan informasi di Desa Labuan Panimba terdapat lahan bekas cetak sawah namun belum dimanfatkan atau ditanami padi sejak lama karena sumber air yang telah dibuat oleh Kementerian Pekerjan Umum Direktorat Jenderal Sumberdaya Air Balai Wilayah Sungai Sulawesi III tidak mencukupi untuk pertanian. Dua titik yang disurvei di Desa Labuan Panimba ini total potensi lahan seluas 39,7 hektar. Telah terdapat saluran pipa dan pintu-pintu pembuka air, namun perlu penambahan pipa air dalam saluran sumber air sedalam 70 meter lagi. Oleh sebab itu akan dilakukan koordinasi dengan pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi III ini untuk Informasi dan data selanjutnya serta mengadakan pertemuan kelompoktani bersama penyuluh, Babinsa dan tokoh masyarakat. Salah satu permintaan petani adalah perbenihan padi Gogo untuk pemenuhan kebutuhan benih bila melakukan penanaman.
Selanjutnya survei juga dialkukan di Kecamatan Banawa Selatan khususnya Desa Lalombi, Watatu dan Sarumana. Ketiga Desa tersebut, terdapat lahan yang baru diolah dan ditanami pasca gempa bumi dan El-Nino dan juga karena keterbatasan air sehingga harus berbagi waktu tanam. Kendala terkait informasi kurangnya air menjadi perhatian utama Kepala BBPSI Veteriner, sehingga akan dilakukan upaya tanam oleh petani dengan memanfaatkan adanya hujan, memasukkan sebagai CPCL petani untuk pompanisasi. Pada kegiatan survei ini pula dapat dilaksanakan Gerakan Tanam oleh Kepala BBPSI Veteriner dan Kepala BPSIP Sulawesi Tengah pada lahan yang baru tanam lagi setelah terjadinya kekeringan dan keterbatasan air. Apresiasi dan terima kasih atas bantuan dan sinergitas Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Donggala bersama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam penyediaan data dan informasi serta bersama-sama di lapangan terkait penambahan areal tanam dan pompanisasi di Kabupaten Donggala. Jayalah Pertanian Indonesia