BSIP Sulteng Mengikuti Konferensi Internasional Untuk Persiapan Ancaman Krisis Pangan Global
Kepala Balai Penerapan Standar Intsrumen Pertanian (BPSIP) Sulawesi Tengah Dr. Abdul Wahab, SP., MP. didampingi Sub Koordinator Program dan Evaluasi BPSIP Sulteng, Dr. Ruslan Boy, SP., M.Si menghadiri pelaksanaan kegiatan Konfrensi Internasional dengan Tema The Thrid International Conference on Enviromental Ecology of Food Security (3rd ICEFS) yang dilaksanakan oleh Universitas Tadulako (UNTAD) pada hari Selasa, bertempat di Ballroom Swissbel Hotel, Kota Palu (14/2/2023).
Kegiatan International Conference menghadirkan Keynote Speech Presentation diantaranya:
1. Dr. Husnain, MP., M.Sc. (Indonesian Centre for Agricultural Land Resource Research & Development)
2. Assoc. Prof. Dr. Paul Kristainsen (University of New England, Australia)
3. Dr.sc.agr. Aiyen Tjoa (Tadulako University, Indonesia)
4. Prof. Poonpipope Kasemsap, Ph.D. (Kasetsart University Thailand)
5. Prof. Dr. Ingo Grass (University of Hohenheim, Germany).
Dalam laporannya, Prof. Dr. Abdul Rahim, STP., MP selaku ketua panitia menyampaikan jumlah peserta yang terlibat dalam konferensi kali ini. “Total peserta yang berpartisipasi baik secara online maupun off line berjumlah 165 orang yang berasal dari BSIP, BRIN, dan beberapa universitas lainnya seperti: Universitas Mataram, Universitas Sebelas Maret, Universitas Musamus, Universitas Halu oleo, Universitas Mahaputa, Universitas Muhammad Yamin, Universitas Andalas, Universitas Mataram, Universitas Mahasaraswati Denpasar, Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, Universitas Palangka Raya, Universitas IPB, dan tentunya Universitas Tadulako.” Papar Prof. Rahim.
Dikesempatan yang sama, Prof. Dr. Muhardi selaku Dekan Fakultas Pertanian menuturkan bahwa Fakultas Pertanian harus memberikan kontribusi yang lebih konkrit dan bernilai bagi pembangunan pertanian global dan nasional yang tidak hanya dalam bentuk peningkatan sumber daya manusia tetapi juga dari aspek peningkatan dan penerapan teknologi pertanian yang secara langsung dapat bermanfaat bagi petani dan penduduk.
Konferensi hari ini sebagai momentum dalam menjawab isu ancaman krisis pangan global, konferensi ini juga dilaksanakan sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab profesi peneliti untuk berperan dalam pengembangan iptek Pertanian dan Sosial Ekonomi – Pertanian untuk kepentingan Nasional dan Provinsi Sulawesi Tengah.” Ujar Prof. Dr. Muhardi.
Pada kesempatan lainnya, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP selaku Rektor UNTAD menyampaikan topik konferensi kali ini adalah tentang tugas mendesak Universitas khususnya Fakultas yang terkait dengan ilmu kehidupan seperti Pertanian, Ilmu Lingkungan, Ilmu Hewan dan lainnya untuk berkontribusi dalam pengajaran dan pendidikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta konsep baru tentang produksi dan konsumsi berkelanjutan pangan manusia.
Kita sering tidak selaras dengan alam dan ekosistem yang berkembang. Produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan mengirimkan emisi yang meroket, dan merusak tanah, laut, serta udara kita sehingga mempersulit untuk memberi makan populasi yang terus bertambah. Kita tahu ketahanan pangan dan gizi adalah dasar dari kehidupan yang layak, dan pada tahun 2050, planet kita mungkin menjadi rumah bagi 9,1 miliar orang, lebih dari dua miliar lebih banyak dari hari ini. Di Indonesia, kita mungkin perlu memberi makan 331 juta orang pada tahun 2050.” Jelas Prof. Mahfudz.
Beliau turut menambahkan bahwa dengan naiknya harga energi akan menaikkan biaya makanan dan menggerogoti persediaan yang seharusnya dihabiskan orang untuk perawatan kesehatan atau pendidikan. Siklus ini seperti lingkaran setan yang memiskinkan tidak hanya korban langsungnya tetapi juga semua orang. Persediaan air kita semakin menipis, cuaca sering tidak bisa diprediksi dan ekstrim. Ketahanan pangan dan perubahan iklim sangat terkait satu sama lain. Kita harus membuat perubahan signifikan untuk menghasilkan pangan, dan Universitas memainkan peran penting dalam meningkatkan sistem pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan.” Tambah Prof. Mahfudz.
Kehadiran Dr. Husnain, MP., M.Sc. sebagai Keynote Speech Presentation menekankan posisi dan upaya sektor pertanian terhadap perubahan iklim di Indonesia. Dampak perubahan iklim yang demikian besar memerlukan upaya aktif untuk mengantisipasinya melalui berbagai strategi mitigasi dan adaptasi. Teknologi mitigasi bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dari lahan pertanian melalui penggunaan varietas rendah emisi serta teknologi pengelolaan air dan lahan. Teknologi adaptasi yang dapat diterapkan meliputi penyesuaian waktu tanam, penggunaan varietas unggul tahan kekeringan, rendaman, dan salinitas, serta pengembangan teknologi pengelolaan air.