BSIP Sulawesi Tengah Hadiri Lokakarya Kurikulum Program Studi Magister Kimia Universitas Tadulako
Guna memperoleh masukan dari para stakeholders terkait konten pembelajaran dan kompetensi alumni yang dibutuhkan dalam dunia kerja, maka BSIP Sulawesi Tengah menghadiri pertemuan lokakarya penyusunan Kurikulum Program Studi Magister (S2) Kimia Universitas Tadulako (Untad). Pertemuan dilaksanakan di Conference Room Media Center Universitas Tadulako, dan dihadiri oleh stakeholders serta pihak Untad sendiri.
Kegiatan dibuka oleh Rektor Untad yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Akademik (Dr. Lukman Najamuddin, M.Hum.) didampingi oleh Direktur Pasca Sarjana Bidang Umum dan Keuangan, Dekan Fakultas MIPA dan Koprodi Magister Kimia.
Rektor menyambut baik terbentuknya prodi magister Kimia yang merupakan prodi ke 23 di Untad, dan menyampaikan bahwa kurikulum merupakan roh dalam pengelolaan suatu program studi dan menjadi indikator kompetensi terhadap lulusan prodi tersebut.
Sejalan dengan itu, Direktur Pasca Sarjana juga mengatakan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menyusun kurikulum agar dapat menarik bagi masyarakat, ibarat makanan yang akan disajikan maka perlu disusun dangan baik, dan kurikulum yang dibuat tidak hanya terfokus pada kimia saja, namun diperkaya dengan ilmu lainnya yang disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta berbasis IT 4.0.
Kepala BSIP Sulawesi Tengah (Dr. Abdul Wahab, SP., MP.) didampingi oleh Sub Koordinator KSPP dan Sub Koordinator Program dan Evaluasi dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa seiring dengan pembentukan lembaga baru di Kementerian Pertanian yakni Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, maka pembelajaran di program magister kimia dapat mendukung ke arah rekayasa pangan yang menekankan pangan halal yang tentunya sangat relevel dengan kimia pangan. Selain itu juga diharapkan untuk dapat mendukung kepada pengelolaan lingkungan sekitar wilayah ex-tambang, terkait dengan wilayah yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian dalam upaya penyediaan pangan yang sangat berkaitan dengan kimia hijau dan material organik . BSIP juga mengharapkan ke depan dapat berkolaborasi dengan stakeholders lainnya, dalam mendorong produksi komoditi spesifik lokasi Sulawesi Tengah yang terstandar, seperti halnya bawang goreng Palu Jayalah Pertanian Indonesia.