Dukungan BPSIP Sulteng dalam Penguatan Kapasitas Penerap Standar Instrumen Pertanian di Sulteng
Sigi, Sulteng - Dalam mendukung Upaya Khusus (UPSUS) percepatan tanam dan peningkatan produksi padi dan jagung tahun 2024, Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Sulawesi Tengah menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Penerapan Standar Instrumen Pertanian (SIP) bertempat di Auditorium BPSIP Sulawesi Tengah (Kamis, 29 Februari 2024). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi penerap standar instrumen pertanian yang relevan. Peserta yang mengikuti kegiatan ini mencakup petani, penangkar, penyuluh pertanian dari dua kabupaten, yakni Donggala dan Sigi. Turut hadir pula Komisi Penyuluhan Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah dan mahasiswa Universitas Tadulako Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Pertemuan tersebut secara resmi dibuka oleh Bupati Sigi, yang diwakili oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sigi (Mohammad Akib, SPt.). Pemerintah Kabupaten Sigi menyampaikan apresiasi terhadap terselenggaranya kegiatan ini, sebagaimana yang dibacakan oleh Mohammad Akib. Beliau menekankan pentingnya solidaritas dan kerjasama dalam mendukung upaya percepatan tanaman dan peningkatan produksi padi serta jagung. Akib juga memuji kontribusi petani di Kabupaten Sigi yang memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan program swasembada pangan di Sulawesi Tengah. Namun, dalam upaya meningkatkan produksi pangan, Akib menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan keberlangsungan sosial masyarakat. Dia menyoroti bahwa penggunaan mesin dan teknologi haruslah diimbangi dengan memperhatikan dampak sosialnya, terutama dalam konteks masyarakat Sigi yang sangat mengandalkan sektor pertanian. Diharapkan, kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi peserta, tetapi juga memperkuat hubungan yang harmonis dalam mendukung pengembangan pertanian di Kabupaten Sigi dan sekitarnya.
Menyambut hal tersebut, Kepala BPSIP Sulawesi Tengah (Dr. Femmi Nor Fahmi, S.Pi, M.Si.) menyampaikan bahwa perhatian pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian terhadap pembangunan pertanian di Sulawesi Tengah terus diperhatikan, sebagaimana dituangkan dalam bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh BPSIP melalui penguatan kapasitas yang ditujukan kepada petani, penangkar, dan penyuluh pertanian di Sulawesi Tengah saat ini. BPSIP memiliki peran penting dalam memberikan informasi dan pendampingan terkait mutu hasil produk pertanian dari hulu sampai hilir. Beliau juga menyampaikan, bahwa tidak hanya BPSIP, akan tetapi seluruh unit kerja lingkup BSIP turut mendukung penguatan kapasitas penerap standar, seperti menghadirkan narasumber dari Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi yang ada di Sukamandi dan Balai Pengujian Standar Instrumen Serealia di Maros. Pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Sigi ini adalah kegiatan yang sama dengan kegiatan di dua kabupaten (Banggai dan Morowali) pada pertengahan Februari 2024, dan kegiatan ini masih akan dimonitoring hingga delapan bulan ke depan, guna mengukur implementasi hasil pertemuan hari ini.
Materi terkait standar pertanian meliputi Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Padi dan SOP Budidaya Jagung, masing-masing disampaikan oleh Dr. Rina Hapsari Wening dari Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi dan Hasbullah, SP., M.Si dari Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Serealia. Sedangkan materi terkait Strategi Pembangunan Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah mendukung UPSUS peningkatan produksi padi dan jagung disampaikan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, yang diwakili oleh Jumrawati, SP., M.Si.
Peserta yang terdiri atas petani, penangkar benih dan penyuluh menyampaikan beberapa pengalaman dan permasalahan yang dihadapi dalam usahataninya, seperti yang terungkap bahwa di wilayah Donggala (Banawa Selatan) terdapat lahan pertanian kurang lebih 30 ha sering mengalami intrusi air laut, sehingga dibutuhkan Solusi dalam mengatasi hal tersebut. Demikian juga dengan permasalahan yang dirasakan petani terhadap ketersediaan dan mutu benih yang rendah, baik padi maupun jagung. Jayalah Pertanian Indonesia.