Diseminasi Hasil Standar Instrumen Pertanian Melalui Bimtek GAP Kopi
Sigi, Sulteng - BSIP Sulawesi Tengah mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Diseminasi Hasil Standar Instrumen Pertanian Komoditi Kopi di Desa Lembantongoa, Kec. Palolo, Kab. Sigi, pada Kamis (26/10/2023). Bimtek dikuti sebanyak 33 orang peserta terdiri dari Kepala Desa, fungsional BSIP, Penyuluh Pertanian Lapangan, dan perwakilan kelompoktani kopi.
Kepala BSIP Sulawesi Tengah (Dr. Femmi Nor Fahmi, S.Pi., M.Si), menyampaikan bahwa pembangunan pertanian memerlukan sebuah standar instrumen pertanian demi menjamin mutu dari proses dan produk hasil pertanian, sehingga terbentuk Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP). Salah satu tugas BSIP adalah penerapan standar instrumen pertanian. Oleh sebab itu dilakukan bimtek untuk mendiseminasikan Good Agriculture Practices (GAP) Kopi, sehingga menghasilkan kopi bermutu yang sesuai persyaratan teknis minimum (PTM). “Semoga ke depan dengan adanya pendampingan dan penerapan standar baik GAP maupun GHP dapat meningkatkan produksi dan daya saing produk yang dihasilkan oleh petani", ungkap Kepala Balai.
Narasumber pada kegiatan ini (Hamka Biolan, SP) menyampaikan GAP budidaya kopi adalah serangkaian kegiatan budidaya kopi yang dilaksanakan secara runtut dan saling terkait dalam satu kesatuan yang komprehensif berlandaskan prinsip kemanfaatan ekonomi, sosial dan lingkungan perkebunan kopi. Kemudian dijelaskan tahap-tahap budidaya kopi yaitu persiapan lahan dan penaung, penanaman kopi, penyiangan gulma, pemangkasan, pembuatan rorak, pemupukan, rejuvenasi cabang dan tahap panen. Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan praktek pemangkasan pada kopi.
Peserta sangat antusias mengikuti Bimtek, terungkap pengakuan mereka melalui salah seorang peserta (Mexy) yang mengakui bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh ini menunjukkan bahwa masih banyak praktek budidaya yang mereka kerjakan dan belum sesuai dengan anjuran, terutama benih dan bibit serta praktek pemangkasan dan pemeliharaan lainnya yang berpengaruh terhadap hasil kopi Robusta yang mereka peroleh selama ini. Kepala Desa (Arman Sulaeman) berharap agar setelah kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan pendampingan lainnya untuk mendorong peningkatan hasil dan mutu kopi, meskipun disadari bahwa tantangan ke wilayah ini cukup berat karena selain jauh dan berada di balik gunung, akses internet dan jalan juga masih belum memadai. Semoga dengan adanya Bimtek ini dapat meningkatkan pengetahuan dan mendorong petani untuk melakukan perbaikan dalam membudidayakan kopi. (Rs)